PENGERTIAN DARI PENALARAN DEDUKSI DAN INDUKSI
PENALARAN DEDUKSI
Penalaran
deduksi didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal yang umum.
Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum
yang dituangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat
penjelas.
1. Silogisme Kategorial
Silogisme Katagorial adalah silogisme
yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya
menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term).
Contoh
:
My : Semua mahluk hidup membutuhkan
udara.
Mn : Hewan adalah mahluk hidup .
K : Hewan membutuhkan udara.
2. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis
mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis
minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak
alternatif yang lain.
Contoh :
My : Ular berada di dalam kandang atau
di luar kandang.
Mn : Ular berada di luar kandang.
K : Jadi, ular tidak berada di dalam
kandang.
3. Silogisme Hipotesa
Silogisme hipotesis yaitu silogisme
yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden,
simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya
juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : jika tidak ada uang, manusia
sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mn : Uang tidak ada.
Mn : Uang tidak ada.
K : Jadi, manusia akan kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Entimen
Entimen adalah silogisme yang di
pendekkan.
Contoh :
Semua perempuan akan melahirkan. Helliana adalah perempuan. Helliana pasti akan melahirkan.
Semua perempuan akan melahirkan. Helliana adalah perempuan. Helliana pasti akan melahirkan.
PENALARAN INDUKSI
Induksi atau penalaran induktif adalah
penalaran dari kasus-kasus partikular menuju pada kesimpulan umum.
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran
yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum
Contoh :
Steven Gerrard adalah bintang sepakbola, dan
ia berparas tampan.
Daniel Agger adalah bintang sepakbola,
dan ia berparas tampan.
Generalisasi : Semua bintang sepakbola
berparas tampan.
Pernyataan “semua bintang sepakbola
berparas tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah
diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Ronaldinho juga bintang sepakbola,
tetapi ia tidak berparas tampan.
2.
Hipotesa dan Teori
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara
terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya.
Hipotesis
ilmiah mencoba
mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.Hipotesis menjadi
teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis
tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja
menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Pernyataan
hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan dalam
hipotesis, merupakan hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang
didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang
digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori
yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai
jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk
meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.
Agar
teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan
diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam
bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah
melalui proses operasionalisasi,
yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih
konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur.
Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan
hubungan antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai
hipotesis
3.
Analogi
Analogi
adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama.
Cara ini didsarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi,
maka akan ada persamaan pula dalam bidang lain.
Analogi
dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya
bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana
dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh :Contoh :
·
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
·
Yoga seorang alumni SMA 3 Depok dapat diterima kerja di perusahaan Chevron.
Oleh sebab itu, Merry yang juga lulusan SMA 3 Depok pasti bisa juga diterima
kerja di perusahaan Chevron.
4.
Hubungan Kausalitas
Hubungan
kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang
memiliki pola hubungan sebab-akibat.. Salah satu variabel (independen)
mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
·
Hubungan kepandaian dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian membuat orang bisa
kaya, dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga
pandai).
·
Kemarin Budi tidak masuk kuliah. Hari ini pun tidak. Pagi tadi ibunya pergi ke
apotek membeli obat. Karena itu, pasti Budi sedang sakit.
5.
Induksi Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana
isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan
ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian,
dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak
jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses
kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah
menyusun eksposisi:
•
Menentukan topik/tema
•
Menetapkan tujuan
•
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
•
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
•
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi
Contoh Paragraf Deduktif :
Paragraf Deduktif: Merupakan
paragraf yang letak kalimat utamanya berada di awal kalimat.
Contoh:
1.Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat.
Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu
besar. Teh juga menguatkan tulang dan mencegah pertumbuhan plak di permukaan
gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan
tubuh seperti air putih, teh juga dapat melawan penyakit jantung.
2.
Setiap orang dilahirkan dan di besarkan di dalam lingkungan keluarga. Tak
seorangpun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan
pembinaan seseorang anak adalah perwujudan cinta kasih kepada orang tua. Secara
alamiah orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya
orang tua tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.
Contoh Paragraf Induktif:
http://m-eko-febrianto.blogspot.com/2010/11/penalaran-deduksi-dan-induksi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/penalaran-deduktif-dan-induktif-2/
http://dhogerz.wordpress.com/2012/03/07/pengertian-penalaran-deduksi-dan-induksi/